Minggu, 16 April 2017

Laporan Farmakognosi Pati Beras



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang melimpah akan sumber daya alamnya salah satunya adalah bahan makanan. Kebutuhan manusia akan hidup itu bergantung dengan apa yang dimakan untuk keberlangsungan hidupnya. Di Indonesia, bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras, jagung, sagu, dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan atau senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat.
Karbohidrat merupakan segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Hasil dari metabolism primer turunan dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida yaitu amilum. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya.
Pati atau amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50 nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Didalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan, dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna.

B.     Tujuan praktikum
1.    Untuk mengetahui cara pembuatan pati beras (Amylum Orizae)..
2.    Untuk mengetaui identifikasi makroskopik pati beras (Amylum Orizae).
3.    Untuk mengetahui identifikasi mikroskopik pati beras (Amylum Orizae).

C.     Prinsip praktikum
Mengidentifikasi pati (Amylum Orizae) secara mikroskopik dengan bantuan alat mikroskop .
.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian pati (amilum)
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
1.         Amilosa         :  Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
2.         Amilopektin  : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terdjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β – maltosa (Poedjiadi,A. 2009).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima) (Gunawan, 2004)
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tasmbahan untuk kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan, 2004).
Fungsi amilum dalam dunia faramasi  digunakan sebagai bahan penghancur atau pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan (Syamsuni H,A. 2007).

B.     Sampel
1.         Klasifikasi
Regnum                    : Plantae
Divisi                        : Spermatophyta
Class                         : Monocotyledoneae
Ordo                         : Poales
Famili                        : Poaceae
Genus                        : Oryza
Spesies                      : Oryza sativa L.

2.         Morfologi
Tanaman semak semusim ini berbatang basah, tingginya 50cm – 1,5 m. batang tegak, lunak, bertuas, berongga, kasar warna hijau. daun tunggal berbentuk pita yang panjangnnya15-30 cm, lebar mencapai 2 cm, perabaan kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. bungan majemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangkai, warna hijau, setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah (Dalimartha, 1999).
3.         Manfaat
a)        Memperkecil pori
b)        Memutihan kulit
c)        Regenerasi kulit
d)       Mengatasi jerawat
e)        Mengencangkan kulit
f)         Anti penuaan dini
g)        Menghilangkan flek hitam
h)        Menghaluskan kulit
4.         Kandungan kimia
a)        Pati
b)        Lemak
c)        Protein
d)       Air
e)        Mineral
f)         Vitamin



BAB III
METODE KERJA
A.    Alat dan Bahan
1.      Alat yang digunakan
a.       Botol semprot
b.      Objek gelas
c.       Lampu Bunsen
d.      Korek api
e.       Mikroskop
f.       Sendok tanduk

2.      Bahan yang digunakan
a.       Aquadest
b.      Pati beras
c.       Gliserin
B.     Prosedur kerja
1.      Prosedur pembuatan pati beras
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Dicuci beras, sampai bersih.
c.       Direndam selama kurang lebih 3-5 jam sampai menghasilkan endapan.
d.      Dibuang  airnya dan diambil hasil endapannya
e.       Diangin-anginkan atau dijemur hasil endapan hingga kering.
f.       Dimasukkan kedalam pot salep dan diberi label.
2.    Prosedur pemeriksaan farmakognostik simplisia pati
a.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.    Diletakkan serbuk pati diatas objek gelas
c.    Ditetesi dengan air kemudian ditutup dengan deg gelas
d.   Difiksasi pada lampu bunsen kemudian diamati dibawah mikroskop
e.    Digambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan

















BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

A.      Data Pengamatan Mikroskopik


  
       
Keterangan :
·         Medium











BAB  V
PEMBAHASAN
        Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amylum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20–28 %) dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan a 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin: terdiri atas molekul    D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian ikatan 1,6 glikosidik. adanya ikatan 1,6 glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Amylum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amylum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amylum diubah menjadi maltosa dalam bentuk ß – maltose.
Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi makroskopik dan mikroskopik pada pati beras hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi bentuk serta anatomi secara spesifik dengan menggunakan kaca pembesar untuk mendenteksi organel sel pati beras, dan fragmen yang terdapat pada pati beras.
Pada praktikum kali ini hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,selanjutnya pati beras diindentifikasi secara mikroskopik pada pembesaran 40 x 100 dengan menggunakan medium gliseril atau aquadest. Medium tersebut diberikan sebanyak 1 tetes pada kaca obyek, setelah ditambahkan medium kemudian difiksasi di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih). Hal ini dilakukan untuk mengeringkan media dan sampel yang akan diamati pada mikroskop. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dibawah mikroskop tidak ditemukan  jaringan atau amylum pada pati beras. Hal ini disebabkan karena terjadinya faktor kesalahan  pada saat proses pembuatan  pati beras, sehingga menyebabkan tidak ditemukannya jaringan amylum  yang terdapat dalam pati.
Amylum oryzae adalah pati yang diperoleh dari beras yang berupa serbuk sangat halus dan putih, secara mikroskopik berupa butir persegi banyak, bersudut atau butir bulat. Hilus ditengah berupa rongga yang nyata dan celah berjumlah    2- 5µm tidak  ada lamella.
             




BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan:
1.    Pati  beras dibuat dengan cara mengendapkan air cucian beras, lalu diambil endapannya kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan atau dijemur dibawah sinar matahari langsung dengan ditutupi kain hitam.
2.    Dalam pengamatan secara makroskopik pada pati beras memiliki bentuk berupa serbuk sangat halus, warna putih, rasa tawar, dan tidak berbau .
3.    Dari hasil pengamatan secara mikroskopik pada pati beras tidak ditemukannya jaringan amylum  pada pati beras. Hal ini dikarenakan terjadinya kesalahan pada saat proses pengerjaan. Tetapi menurut literatur yang ada, mikroskopik pati beras berupa butir persegi banyak ukuran 2 µm -5 µm, tunggal atau majemuk bentuk telur 10 µm- 20 µm, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella (Anonim, 2009).

B.  Saran
            Diharapkan kepada seluruh praktikan agar pada saat pembuatan sampel benar-benar mengerti dan memahami prosedur yang telah diberikan, sehingga tidak terjadi lagi kesalahan dan hasil yang didapat pun sesuai dengan literatur yang  ada. 


DAFTAR PUSTAKA


Anwar, E. et al.2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom. Yogyakarta:Gajah Mada University Press

Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Gunawan,D.,Mulyani,S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya

Kent NL. 1975. Technology of Cereals with Special References to Wheat.Oxford: Pergamon Pr.
Poedjiadi. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar